Bonus demografi yaitu bonus dari
melimpahnya tenaga kerja yang jumlahnya besar sebagai hasil dari penurunan
tingkat fertilitas dan mortalitas yang tinggi di suatu Negara atau provinsi,
kabupaten atau kota yang dapat mendorong kenaikan jumlah penduduk usia
produktif
Era bonus demografi merupakan suatu periode terjadinya
ledakan penduduk usia produktif yang bisa menopang penduduk usia nonproduktif,
yang biasanya berlangsung 30-40 tahun.
Penyebab utama terjadinya bonus
demografi yaitu berhasilnya program pemerintah dalam gerakan KB (Keluarga
Berencana), kesehatan, dan pembangunan selama 1982-1999 yang telah menurunkan
angka kelahiran dan angka kematian yang mengantar Indonesia memasuki era bonus
demografi sejak tahun 1990-an dengan cepat. Jika jumlah penduduk usia produktif
bertambah besar maka jumlah tenaga kerja pun meningkat, jika penduduk yang
bekerja lebih banyak dan tanggungannya lebih sedikit akan meningkatkan tabungan
nasional. Melalui perlakuan terhadap sumber daya manusia secara benar pun dapat
mendorong partisipasi angkatan kerja yang lebih besar, dengan demikian terjadi
peningkatan kebutuhan.
Indonesia terdiri dari berbagai
wilayah dengan struktur dan cirri demografi yang berbeda, oleh karena itu
masuknya suatu daerah ke era bonus demografi waktunya tidak sama. Daerah dengan
program KB, kesehatan, dan pembangunan yang berhasil masuk era bonus pada tahun
1990-an, daerah lain baru akan masuk era bonus pada tahun 2030-2040.Bonus
demografi terjadi pertama kali di Yogyakarta, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.
Profinsi yang mengalami penurunan
fertilitas dan mortalitas yang tinggi atau kegiatan pembangunannya pesat akan
segera memasuki era bonus demografi. Pada saat ini nilai angka ketergantungan
untuk Indonesia yaitu 46,9. Semua profinsi di pulau jawa sudah masuk ke era
bonus demografi. Profinsi besar lainnya pun sudah masuk ke era bonus demografi
kecuali profinsi sumatera utara. Sampai tahun 2035 masih ada profinsi yang
belum masuk ke era bonus demografi.
Banyak kejadian yang menyatakan
bahwa suatu kabupaten atau kota mendahului memasuki era bonus demografi
disbanding datangnya bonus itu pada tingkat profinsi, bisa juga bonus itu
datang sangat lamban karena suatu kabupaten dengan jumlah penduduk besar belum
memasuki era bonus. Oleh karena itu setiap provinsi, kabupaten atau kota harus
waspada dan menyiapkan menejemen kependudukan dengan cermat dan
sungguh-sungguh.
Pembangunan yang padat dapat
merangsang suatu daerah untuk memasuki era bonus demografi karena banyak tenaga
kerja yang diserap pembangunan. Suatu daerah yang bisa membangun berdasarkan
sumber daya manusia akan memiliki kesempatan untuk memasuki era bonus demografi
secara positif.
Banyak daerah industry yang
memasuki era bonus demografi lebih dulu karena proses migrasi tenaga kerja yang
diserap oleh industry. Banyak juga daerah yang akan memasuki daerah era bonus
demografi pada tahun 2040-2050 yang disebabkan oleh kegagalan program KB,
kesehatan, kemiskinan,dan pembangunan yang tidak kondusif sehingga penduduk
dewasa banyak yang pindah ke daerah lain. Setiap provinsi harus cermat untuk
mendapatkan sumber daya manusia yang potensial agar dapat menggali kekayaan
daerahnya.
Sasaran utama bonus demografi yaitu
penduduk usia produktif 25-35 tahun dengan pendidikan sampai tingkat SMP dan
SMA sederajat, utamanya para remaja perempuan, baik yang sudah menikah ataupun
belum menikah. Semua persiapan ini menyangkut pemberian ketrampilan agar semua
yang telah mengikuti pendidikan tetap berada pada posisi angkatan kerja yang
bekerja atau melakukan kegiatan usaha. Semua ini untuk mencegah para muda mudi
tidak berakhir tanpa pekerjaan atau pengangguran.
Pada bonus demografi diperlukan
komitmen politik untuk mengarahkan pembangunan pada pemanfaatan bonus yang
melimpah. Bonus yang melimpah harus menjadi konsumen dari produk asing.
Komitmen politik ini perlu diwujudkan dalam kegiatan kerja nyata.
Bonus demografi hampir tersebar di
seluruh kota dan desa di Indonesia, karena itu pemanfaatan bonus demografi
harus dilaksanakan melalui jaringan atau organisasi yang ada, antara lain yaitu
Posdaya, yang kuat di kota dan di desa. Jaringan atau organisasi itu harus
berorientasi dalam penduduk masyarakat dan keluarga. Ukuran keberhasilan
organisasi ini yaitu ukuran jumlah penduduk atau keluarga yang berpartisipasi
dan yang dilayani.
KB kesehatan menjamin keluarga
miskin menjadi contributor dalam era bonus demografi. Keluarga miskin harus
menjadi prioritas pendidikan dan pelatihan untuk bekerja. Program pembangunan
yang ditawarkan bukan saja Pro Poor tetapi Poor Families yang dijadikan
Partisipan aktif.
Bonus demografi menghasilkan
anak-anak muda di atas usia 15 tahun. Keluarga miskin belum tentu memiliki anak
yang usianya diatas 15 tahun yang tamat SMP atau SMA. Perlu dikembangkan
pendidikan sampai tamat SMA, kursus, ataupun pelatihan keterampilan untuk siap
bekerja.
Melimpahnya bonus demografi terdiri
dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah yang hampir sama. Penduduk yang
paling lemah kesetaraannya adalah penduduk perempuan maka, prioritas pendidikan
dan pelatihan untuk kaum perempuan harus ditingkatkan, dimana peningkatan ini
mengurangi kesenjangan gender.
Bonus Demografi juga menyangkut
penduduk lansia yang meledak dan akan terus tumbuh dengan kecepatan tinggi.
Perlu adanya perubahan sikap mental untuk menempatkan penduduk lansia sebagai
potensi dan peduli terhadap tiga generasi. Lansia pun tidak seharusnya
ditempatkan di panti jompo tetapi dapat diberikan kesempatan untuk ikut dalam
pembangunan. Kerjasama global perlu diarahkan untuk tujuan menyerap potensi tenaga
kerja yang melimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar