Blue Spinning Frozen Snowflake

Minggu, 10 Mei 2015

Bonus Demografi di Indonesia


Bonus demografi yaitu bonus dari melimpahnya tenaga kerja yang jumlahnya besar sebagai hasil dari penurunan tingkat fertilitas dan mortalitas yang tinggi di suatu Negara atau provinsi, kabupaten atau kota yang dapat mendorong kenaikan jumlah penduduk usia produktif
Era bonus demografi merupakan suatu periode terjadinya ledakan penduduk usia produktif yang bisa menopang penduduk usia nonproduktif, yang biasanya berlangsung 30-40 tahun.
Penyebab utama terjadinya bonus demografi yaitu berhasilnya program pemerintah dalam gerakan KB (Keluarga Berencana), kesehatan, dan pembangunan selama 1982-1999 yang telah menurunkan angka kelahiran dan angka kematian yang mengantar Indonesia memasuki era bonus demografi sejak tahun 1990-an dengan cepat. Jika jumlah penduduk usia produktif bertambah besar maka jumlah tenaga kerja pun meningkat, jika penduduk yang bekerja lebih banyak dan tanggungannya lebih sedikit akan meningkatkan tabungan nasional. Melalui perlakuan terhadap sumber daya manusia secara benar pun dapat mendorong partisipasi angkatan kerja yang lebih besar, dengan demikian terjadi peningkatan kebutuhan.
Indonesia terdiri dari berbagai wilayah dengan struktur dan cirri demografi yang berbeda, oleh karena itu masuknya suatu daerah ke era bonus demografi waktunya tidak sama. Daerah dengan program KB, kesehatan, dan pembangunan yang berhasil masuk era bonus pada tahun 1990-an, daerah lain baru akan masuk era bonus pada tahun 2030-2040.Bonus demografi terjadi pertama kali di Yogyakarta, Jawa Timur, dan DKI Jakarta.
Profinsi yang mengalami penurunan fertilitas dan mortalitas yang tinggi atau kegiatan pembangunannya pesat akan segera memasuki era bonus demografi. Pada saat ini nilai angka ketergantungan untuk Indonesia yaitu 46,9. Semua profinsi di pulau jawa sudah masuk ke era bonus demografi. Profinsi besar lainnya pun sudah masuk ke era bonus demografi kecuali profinsi sumatera utara. Sampai tahun 2035 masih ada profinsi yang belum masuk ke era bonus demografi.
Banyak kejadian yang menyatakan bahwa suatu kabupaten atau kota mendahului memasuki era bonus demografi disbanding datangnya bonus itu pada tingkat profinsi, bisa juga bonus itu datang sangat lamban karena suatu kabupaten dengan jumlah penduduk besar belum memasuki era bonus. Oleh karena itu setiap provinsi, kabupaten atau kota harus waspada dan menyiapkan menejemen kependudukan dengan cermat dan sungguh-sungguh.
Pembangunan yang padat dapat merangsang suatu daerah untuk memasuki era bonus demografi karena banyak tenaga kerja yang diserap pembangunan. Suatu daerah yang bisa membangun berdasarkan sumber daya manusia akan memiliki kesempatan untuk memasuki era bonus demografi secara positif.
Banyak daerah industry yang memasuki era bonus demografi lebih dulu karena proses migrasi tenaga kerja yang diserap oleh industry. Banyak juga daerah yang akan memasuki daerah era bonus demografi pada tahun 2040-2050 yang disebabkan oleh kegagalan program KB, kesehatan, kemiskinan,dan pembangunan yang tidak kondusif sehingga penduduk dewasa banyak yang pindah ke daerah lain. Setiap provinsi harus cermat untuk mendapatkan sumber daya manusia yang potensial agar dapat menggali kekayaan daerahnya.
Sasaran utama bonus demografi yaitu penduduk usia produktif 25-35 tahun dengan pendidikan sampai tingkat SMP dan SMA sederajat, utamanya para remaja perempuan, baik yang sudah menikah ataupun belum menikah. Semua persiapan ini menyangkut pemberian ketrampilan agar semua yang telah mengikuti pendidikan tetap berada pada posisi angkatan kerja yang bekerja atau melakukan kegiatan usaha. Semua ini untuk mencegah para muda mudi tidak berakhir tanpa pekerjaan atau pengangguran.
Pada bonus demografi diperlukan komitmen politik untuk mengarahkan pembangunan pada pemanfaatan bonus yang melimpah. Bonus yang melimpah harus menjadi konsumen dari produk asing. Komitmen politik ini perlu diwujudkan dalam kegiatan kerja nyata.
Bonus demografi hampir tersebar di seluruh kota dan desa di Indonesia, karena itu pemanfaatan bonus demografi harus dilaksanakan melalui jaringan atau organisasi yang ada, antara lain yaitu Posdaya, yang kuat di kota dan di desa. Jaringan atau organisasi itu harus berorientasi dalam penduduk masyarakat dan keluarga. Ukuran keberhasilan organisasi ini yaitu ukuran jumlah penduduk atau keluarga yang berpartisipasi dan yang dilayani.
KB kesehatan menjamin keluarga miskin menjadi contributor dalam era bonus demografi. Keluarga miskin harus menjadi prioritas pendidikan dan pelatihan untuk bekerja. Program pembangunan yang ditawarkan bukan saja Pro Poor tetapi Poor Families yang dijadikan Partisipan aktif.
Bonus demografi menghasilkan anak-anak muda di atas usia 15 tahun. Keluarga miskin belum tentu memiliki anak yang usianya diatas 15 tahun yang tamat SMP atau SMA. Perlu dikembangkan pendidikan sampai tamat SMA, kursus, ataupun pelatihan keterampilan untuk siap bekerja.
Melimpahnya bonus demografi terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah yang hampir sama. Penduduk yang paling lemah kesetaraannya adalah penduduk perempuan maka, prioritas pendidikan dan pelatihan untuk kaum perempuan harus ditingkatkan, dimana peningkatan ini mengurangi kesenjangan gender.
Bonus Demografi juga menyangkut penduduk lansia yang meledak dan akan terus tumbuh dengan kecepatan tinggi. Perlu adanya perubahan sikap mental untuk menempatkan penduduk lansia sebagai potensi dan peduli terhadap tiga generasi. Lansia pun tidak seharusnya ditempatkan di panti jompo tetapi dapat diberikan kesempatan untuk ikut dalam pembangunan. Kerjasama global perlu diarahkan untuk tujuan menyerap potensi tenaga kerja yang melimpah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar